Rabu, 03 November 2010

wisata kabupaten buleleng



Gitgit

Air Terjun ini terletak di desa Gitgit,  kecamatan Sukasada. Dari kota Singaraja berjarak 11 km ke arah selatan menuju desa Pancasari dan Bedugul. Air terjun yang berketinggian ± 35 meter ini sangat asri dan memiliki panorama yang indah dan berada di lingkungan yang berhawa sejuk. Turun dengan jalan kaki setelah melewati tempat parkir Gitgit, beberapa pemuda lokal yang diorganisir oleh desa adat setempat menawarkan jasa mengantar para wisatawan menuju wisata air terjun yang indah ini.
Selain  suara deburan air terjun dan kicauan burung, hamparan sawah, perkebunan cengkeh dan kopi / begitu pula tumbuhan bambu sepanjang jalan menuju air terjun menyuguhkan suasana damai dan alami.

wisata di kabupaten Tabanan


Jatiluwih

Jati Luwih termasuk salah satu obyek wisata dengan panorama yang indah. Variasi panorama sawah berundak-undak dengan latar belakang gunung berhutan lebat, dapat dikategorikan obyek wisata alam yang sama menariknya dengan Kintamani dan danau Batur.


Jati Luwih memiliki hawa sejuk karena terletak pada ketinggian 7000 meter di atas permukaan laut. Selain potensi alamnya, Jati Luwih menyimpan pula potensi budaya terutama peristiwa sejarah pembangunan sebuah pura yang ada kaitannya dengan nama kekuasaan raja Ida Dalem Waturenggong di keraton Gelgel (1460-1551).


Obyek wisata Jatiluwih terletak 48 km dari Denpasar. Lokasinya 28 Km di bagian utara kota Tabanan. Untuk dapat menikmati tour yang menyenangkan, maka tour yang biasa dikombinasikan yaitu Denpasar - Bedugul - Pertigaan Desa Pacung - Jati Luwih - Yeh Panes - Tabanan - Alas Kedaton.


Obyek wisata Jatiluwih ramai dikunjungi para wisatawan nusantara dan mancanegara yang ingin menikmati hawa sejuk dan keindahan serta hamparan sawah yang berundak. Setiap 210 hari sekali yaitu pada hari Rabu Kliwon Ugu adalah hari upacara Petoyan yang menggelar juga tarian Wali Pendet yang bersifat sakral.


Jati Luwih sebagai obyek wisata alam sesungguhnya sudah dikenal sejak kekuasaan Belanda Bali (1910-1942). Akan tetapi jalan yang menghubungkan ke obyek tersebut rusak maka tidak banyak wisatawan yang berkunjung kesana untuk menikmati panorama yang indah, sejuk dan menyegarkan.


Kondisi tidak terpelihara ini berlangsung hingga tahun 1970 dan sesudah itu berkat bantuan dana pemerintah, pembangunan infrastruktur semakin mendapat perhatian. Ternyata jalan-jalan aspal yang telah dibangun itu dapat mengangkat nama Jati Luwih menjadi obyek wisata alam bagi para pengunjung.


Selain menikmati keindahan kesejukan panorama alam pegunungan, Jati Luwih juga meyimpan atraksi upacara keagamaan yang unik setiap 210 hari sekali yaitu pada hari Wali, Petoyan, Patirtan, Rabu kliwon Ugu. Pada upacara puncaknya dipentaskan juga tarian Wali Pendet yang sakral.(wan) 



Identifikasi dan Daya Tarik
Jati Luwih termasuk salah satu obyek wisata dengan panorama yang indah. Variasi panorama sawah berundak-undak dengan latar belakang gunung berhutan lebat, dapat dikategorikan obyek wisata alam yang sangat menarik. Jati Luwih memiliki hawa sejuk karena terletak pada ketinggian 700 m di atas permukaan laut. Selain potensi alamnya, Jati Luwih menyimpan pula potensi budaya terutama peristiwa sejarah pembangunan sebuah pura yang ada kaitannya dengan nama kekuasaan raja Ida Dalem Waturenggong di Keraton Gelgel (1460-1551).

Lokasi
Jarak tempuh dari Denpasar adalah 48 km. Lokasinya di bagian Utara Tabanan (28 km). Untuk dapat menikmati tour yang menyenangkan maka tour dikombinasikan yaitu Denpasar Bedugul pertigaan Desa Pacung Jati Luwih, Yeh Panes Tabanan, monumen Subak, Alas Kedaton lanjut ke Tanah Lot untuk menikmati Sun Set dengan panorama pantai yang indah.


Fasilitas
Obyek wisata Jati Luwih telah dilengkapi dengan fasilitas tempat parkir, toilet, Bale bengong, wantilan untuk tempat istirahat, sementara untuk wisatawan yang berkunjung untuk menikmati keindahan alam Jati Luwih. Di sekitar obyek telah dibangun beberapa restourant dalam rangka penyiapan jasa pelayanan makan dan minum. Sarana jalan sudah semakin ditingkatkan sehingga kendaraan bermotor bisa masuk dari jalur timur yaitu lewat pertigaan Pacung menuju Jati Luwih demikian pula dari jalur barat lewat obyek wisata Yeh Panes Penatahan-Pura Batukaru lanjut ke Jati Luwih.



Kunjungan
Ramai dikunjungi para wisatawan nusantara dan mancanegara yang ingin menikmati hawa sejuk dan keindahan alam, hamparan sawah yang berundak. Setiap 210 hari sekali yaitu pada hari Rabu Kliwon Ugu adalah hari upacara petoyan di Pura Petali yang menggelar juga tarian wali Pendet yang bersifat sakral.


Deskripsi
Jati Luwih sebagai obyek wisata alam sesungguhnya sudah dikenal sejak kekuasaan Belanda di Bali (1910-1942), karena di sebelah Barat Desa Jati Luwih Belanda sempat mendirikan markas Besar Keamanan Belanda yang pada jaman itu sampai saat kini oleh masyarakat sekitarnya tempat itu disebut sebagai Tangsi Belanda. Pemerintah tetap mencanangkan Jati Luwih untuk diarahkan sebagai obyek wisata Desa dalam rangka memacu arus kunjungan wisatawan yang semakin hari semakin meningkat disamping asset yang telah ada berupa keindahan alam dengan kesejukan hawanya, beserta hamparan sawah yang membentang berundak-undak , sebagai salah satu bentuk daya tarik wisatawan. Jati Luwih juga menyimpan atraksi upacara keagamaan yang unik, yaitu saat Patirtan di Pura Petali pada hari Rabu Kliwon Ugu. Berdasarkan kepercayaan dan keyakinan masyarakat setempat Pura Petali ini adalah merupakan pusat pemujaan Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa dalam manifestasinya sebagai suasana pertanian

wisata di kabupaten Tabanan-bedugul

Kebun Raya Bedugul


Ketika sampai di kawasan Bedugul, objek wisata pertama yang bisa Anda kunjungi adalah Kebun Raya Eka Karya yang lebih terkenal dengan sebutan Kebun Raya Bedugul. Kebun raya ini kita jumpai pertama kali ketika masuk kawasan Bedugul, tepatnya wilayah desa Candikuning, Kecamatan Baturiti. Dari jalan raya Denpasar-Singaraja, kebun raya ini berada di kiri jalan dengan petunjuk besar di sebuah gapura masuk kawasan.
Tiket masuk untuk orang dewasa seharga Rp 3.500 ada di dua pintu masuk. Pintu kiri khusus pengguna mobil, sedangkan di kanan untuk pengguna sepeda motor. Perbedaan pintu masuk ini dilakukan karena mobil dperbolehkan masuk sedangkan motor tidak. Sehingga jika Anda membawa mobil, Anda lebih bisa menjangkau wilayah-wilayah terjauh di areal kebun raya. Namun, karena suasananya yang dingin dan menyegarkan oleh berbagai macam tanaman, jalan kaki (trekking) bisa jadi pilihan menarik.
Sebagai kebun raya, Kebun Raya Bedugul memiliki ribuan koleksi tanaman yang mencapai 16.000 tanaman koleksi yang terdiri dari 1.500 jenis, 320 marga, dan 155 suku tumbuhan. Selain itu juga masih ada tumbuhan liar dan berbagai burung. Total luas Kebun Raya Bedugul 154,5 hektar dengan landscape yang sangat bersahabat di ketinggian 1.250-1.400 di atas permukaan laut. Beberapa bagian lebih tinggi dari bagian lain sehingga agak mendaki. Namun hamparan rumputnya yang menghijau membuat perjalanan oke-oke saja untuk dilalui. Hamparan rumput itu seperti menyelimuti permukaan tanah diantara rimbun pepohonan tinggi dan tanaman lainnya. Tak heran, banyak sekali pengunjung yang memilih duduk-duduk di rerumputan itu. Ada yang beralas tikar namun lebih banyak yang langsung beralas rumput di bawah rimbun pohon.
Dengan kondisi tersebut, Kebun Raya Bedugul paling banyak dikunjungi keluarga pada akhir pekan. Sementara bapak ibu duduk ngobrol di rumput menghijau, anak-anak bisa bermain bola atau berkejaran dengan temannya. Namun kalau sudah di sana, kenapa tidak sekalian jalan-jalan melihat berbagai tempat di kebun raya satu-satunya di Bali itu?


Ada beberapa jalur yang bisa kita tempuh kalau berkunjung. Oleh pengurus kebun raya, jalur tersebut dibagi menjadi enam yaitu Jalur Kuning, Jalur Oranye, Jalur Ungu, Jalur Merah, Jalur Biru, dan Jalur Burung. Jalur Kuning merupakan jalur yang pertama kali kita temui setelah candi bentar sebagai gerbang utama. Kita akan melewati jalan beraspal, jalan setapak, dan sesekali jalan padang rumput. Jalur ini melingkar dan nantinya akan berakhir kembali di pintu utama tempat kita pertama kali masuk. Melewati jalur ini kita akan mennemui rimbun pohon cemara pandak (Dacrycarpus imbricatus) yang tinggi-tinggi dan menjadi inang bagi tumbuhan lain seperti paku dan anggrek, koleksi tanaman upacara seperti daun sirih, bunga melati, kayu dadap, kunyit, dan lain-lain. Kita juga akan melewati bunga bangkai, tanaman pandan, Pura Batu Meringgit, dan dua buah patung yaitu patung Rahwana Jatayu dan patung Kumbakarna Laga..
Jalur Ungu akan membawa Anda melewati jalur berbagai koleksi tanaman anggrek liar di Indonesia dan koleksi kaktus. Sejumlah informasi yang mencapai 4000 jenis anggrek. Jenis-jenis anggrek tersebut antara lain anggrek kalajengking (Arachnis flos-aeris) yang erwarna coklat cerah dan diselingi warna merah muda. Ada juga anggrek tanah (Spathologlottis plicata) dan barisan anggrek dari Amerika Utara dan Selatan antara lain Epindrum radicans. Sebagian anggrek itu berbunga sepanjang tahun dengan warna merah, jingga, ungu, dan oranye. Lebih lengkap, anggrek-anggrek itu juga berada di dua rumah kaca di jalur ini. Pada bulan Juli-Agustus, kita bahkan bisa melihat bunga anggrek hitam (Coelogyne pandurata) yang terkenal itu.
Pada Jalur Merah kita bisa melihat bagaimana sususan rumah tradisional Bali yang unik. Rumah itu lengkap terdiri bangunan-bangunan kecil yang terpisah dalam satu kesatuan. Di jalur ini juga kita bisa melihat tanaman tradisional yang digunakan masyarakat Bali sehari-hari seperti makanan, pakaian dan serat, obat, bumbu masak, bahan bangunan, mainan, hingga bahan upacara.
Menyusuri Jalur Merah kita akan mengelilingi taman tumbuhan paku. Jalur ini menyusuri jalan berbatu sehingga seperti memberikan pijatan ketika berjalan. Otomatis, kita akan lebih segar. Adapun jenis tanaman paku di jalur ini antara lain paku suplir dengan sekitar 200 jenis, paku pohon, paku rane, paku sarang burung, dan semacamnya. Ada pula tumbuhan paku untuk industri rumah tangga dan tumbuhan paku yang sangat kuno yaitu paku belalai gajah. Tumbuhan bernama latin Angiopteris evecta ini berbatang pendek namun daunnya sangat besar.
Jalur terakhir yang bisa kita lalui adalah Jalur Burung yang dirancang sedemikian rupa agar kita bisa melihat burung-burung di habitatnya langsung. Burung yang bisa kita jumpai antara lain jenis Australia seperti burung isap madu Australia yang berbentuk kecil dengan warna coklat suram, punggungnya coklat, dan bagian bawahnya abu-abu. Sedangkan burung jenis Asia yang bisa temukan adalah burung sriganti yang suka bergerak cepat kalau terbang dari satu pohon ke pohon lainnya. Burung lainnya seperti walet sapi, tekukur, kucica batu, bondol jawa, kepodang, dan lainnya. Di seluruh areal, burung-burung itu bisa kita nikmati sambil berjalan atau duduk-duduk di padang rumput sambil beristirahat.

wisata di kabupaten Tabanan-bedugul


Danau beratan

Danau Beratan merupakan salah satu objek wisata di Bedugul yang sayang kalau Anda lewatkan. Cuaca yang sejuk di siang hari membuat Anda merasa nyaman untuk menikmati pemandangan di sekeliling danau Beratan. Untuk menikmati pemandangan di sekeliling danau, Anda bisa menyewa kapal boot dan sampan. Sangat cocok bagi Anda dan keluarga atau bersama pasangan Anda untuk menikmati keindahan alam di sekitar danau Beratan.

Danau Beratan terletak di kawasan Bedugul, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali. Berada di jalur jalan provinsi yang menghubungkan Denpasar – Singaraja serta letaknya yang dekat dengan Kebun Raya Eka Karya menjadikan tempat ini menjadi salah satu andalan wisata pulau Bali. Disamping mudah dijangkau Danau Beratan juga menyediakan beragam pesona dan akomodasi yang memadai.
Di tengah danau terdapat sebuah Pura yaitu Pura Ulun Danu yang merupakan tempat pemujaan kepada Sang Hyang Dewi Danu sebagai pemberi kesuburan.

wisata kabupaten Badung- hutan kera

 SANGEH

Taman Wisata Alam Sangeh, mungkin memang belum banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia, padahal Sangeh terletak di sebuah pulau terkenal di Indonesia yaitu Bali. Taman Wisata Alam Sangeh terletak di Desa Sangeh, Badung, Bali, sekitar 20km dari Denpasar.
Taman Wisata Alam Sangeh memiliki pesona wisata hutan yang banyak dihuni oleh ratusan kera. Kera-kera Sangeh dahulu memang dikenal sangat liar dan seringkali mengganggu para pengunjung. Kera Sangeh juga dikenal sangat jahil, karena seringkali mengambil barang-brang pengunung yang akan dikembalikan bila kera-kera tersebut diberi sepotong makanan. Namun sekarang kera Sangeh tidak lagi seliar dan sejahil dahulu, karena sekarang kera-kera tersebut telah diurus dengan baik.
Kera Sangeh juga memiliki beberapa kelompok yang masing-masing kelompok memiliki satu pemimpin. Namun kelompok-kelompok tersebut memilki pimpinan teringgi atau bisa dibilang raja dari seluruh raja kera yang ada di Sangeh. Pemimpin tertinggi ini berdiam ditempat yang paling luas di. Ditempat raja kera ini tinggal terdapat sebuah Pura Yang sangat terkenal kesakralannya yaitu Pura Bulit Sari.


Entah bagaimana caranya, pemimpin kera dipilih karena memiliki kekuatan dan kharisma yang sangat luar biasa. Bahkan mereka memiliki hak-hak yang lebih dibanding kera lainnya, seperti saat mengawini kera betina atau saat mendapat jatah makanan. Bisanya raja kera akan mendapat jatah pertama sampai ia puas, sebelum memberikan jatah tersebut pada kera-kera lain.
Sebagian besar kawasan hutan wisata ini, menjadi tempat bermukim kera, hanya sebagian kecil saja yang dimanfaatkan para pengusaha untuk membuat beberapa kios tempat menjual beraneka ragam cinderamata.
Hutan wisata ini memang banyak ditumbuhi tanaman pala (dipterocarpustrinervis). Menurut informasi hutan pala ini telah berumur ratusan tahun, bahkan diantara pohon pala tersebut konon ada yang telah berumur lebih dari tigaratus tahun.
Menurut pengelola Taman Wisata ini, Hutan Wisata Sangeng dibuat sebagai taman dari kerajaan Mengwi. Agar terlihat cantik taman ini ditanami pohon pala yang khusus didatangkan dari Gunung Agung. Sebenarnya rencana pembuatan taman ini sangat dirahasikan namun akhirnya pembuatan taman ini diketahui oleh beberapa orang, akibatnya pembuatan taman itu dihentikan, hingga akhirnya kawasan itu diberi nama Sangeh, yang artingya ada orang yang melihat.
Jika kita sempat mengunjungi taman wisata ini, kita pasti akan tertarik dengan keindahan pohon pala yang tumbuh dihutan ini, karena selain tumbuhnya lurus, pohon pala juga memiliki kayu yang sangat bagus. Namun anehnya, menurut beberapa sumber pohon pala Sangeh konon tidak bisa ditanam ditempat lain. Hingga orang-orang yang ingin memiliki kayu pohon Pala tidak pernah kesampaian.
Ada hal menarik diceritakan oleh para pengunjung dan pengelola Taman Wisata Sangeh tentang sebuah pohon yang telah tua dan akan roboh. Dari perkiraan banyak orang, pohon tersebut akan roboh kearah Pura Bukit Sari, namun kenyataanya semua ternyata melenceng. Awalnya pohon tersebut akan ditebang namun tidak ada yang berani karena takut mendapat kutukan.
“Sekitar awal Januari, akhirnya pohon itu roboh sendiri, mengarah ke barat daya. Persis antara bangunan Bale Kulkul dan Pewaregan, sehingga hanya sedikit sekali menimbulkan kerusakan, hanya pada tembok luar Pewaregan saja. Ini mengherankan karena seharusnya pohon itu tumbang persis di bangunan utama pura,” kata Sumohon.
Selain pohon pala, masih ada tanaman yang terkenal di hutan Sangeh. Masyarakat setempat biasa menyebutnya Pohon Lanang Wadon, karena bagian bawah pohon itu berlubang sehingga menyerupai alat kelamin perempuan, sedangkan di tengah lubang tersebut tumbuh batang yang mengarah ke bawah yang terlihat seperti alat kelamin pria. Pohon itu tumbuh persis di pelataran depan tempat wisata Sangeh dan sebenarnya merupakan pohon pule.
Di Bali, pohon pule memiliki banyak keistimewaan karena kayunya sering digunakan untuk keperluan khusus, misalnya, membuat topeng yang dipakai sebagai sungsungan. Masyarakat kadang-kadang ada yang meminta kayu pule itu, kata Subawa. Tetapi, tentu saja tidak boleh begitu saja orang mengambil kayu atau dahannya karena harus disesuaikan dulu hari baiknya serta memberi persembahan sebagai tanda minta ijin.

wisata kabupaten Badung- budaya

 Pura Taman Ayun

Taman Ayun diterjemahkan sebagai taman yang indah. kolam yang luas disekeliling pura dulunya sering dipakai oleh dayang-dayang puri kerajaan dengan perahu kecil. kolam ini  dikelilingi pagar dan tidak boleh dilewati. Taman ayun terletak di desa Mengwi Badung, sekitar 18 km barat laut Denpasar (atau 25 menit jika berkendaraan).
Image Hosted by ImageShack.us
Mengutip pemaparan sebuah sumber, Pura Taman Ayun dibangun pada abad 17 (konon dibangun tahun 1634) oleh raja pertama Kerajaan Mengwi Tjokerda Sakti Blambangan dengan arsitek yang berasal dari cina. Awalnya pura ini didirikan karena pura2 yang saat itu tersedia jaraknya terlalu jauh untuk dijangkau oleh masyarakat Mengwi.

Image
 Hosted by ImageShack.us
Pura Taman Ayun dibangun dengan tiga fungsi. pertama sebagai Pura penyawangan/pengayatan sehingga masyarakat Mengwi yang ingin sembahyang ke pura2 besar seperti Besakih, Batukaru, dan Batur cukup datang ke pura ini. kedua, sebagai pemersatu dari masyarakat dengan beberapa garis keturunan yang sama2 beribadah ditempat ini. dan ketiga pura ini memiliki fungsi ekonomi karena kolam yang mengelilingi pura jg dipakai sebagai air irigasi untuk mengairi sawah2 di sekitar pura. keberadaan pura ini, oleh masyarakat dan pemerintah setempat diajukan ke The World Heritage Center (UNESCO) untuk dijadikan salah satu world heritage / warisan budaya dunia, dimana hasilnya dapat diketahui sekitar Feb 2007 – Juni 2008.

wisata kabupaten Badung- air terjun


Air terjun nungnung
Nungnung adalah nama dari sebuah desa kecil, 40 kilometer sebelah utara kota Denpasar dengan ketinggian 900 meter di atas permukaan laut. Objek Wisata ini terletak di Kecamatan Petang Kabupaten Badung. Letaknya kira- kira 5 km sebelum Jembatan Jembatan Tukad Bangkung yang diklaim sebagai jembatan tertinggi di Asia dengan spesifikasi ketinggian pilar mencapai 71,14 meter.
Di desa inilah terdapat sebuah air terjun dengan ketinggian 50 meter dengan debit air cukup besar. Untuk mencapai lokasi air terjun tersebut kita harus menelusuri persawahan berbukit sekitar 2 Kilometer dari jalan raya. Air terjun Nung-nung adalah salah satu obyek wisata yang wajib dikunjungi kalo Anda ke Bali apalagi buat orang yang sangat menyukai wisata trekking, Karena untuk sampai ke lokasi air terjun ini kita harus menyusuri tangga yang jumlahnya lumayan banyak, sehingga kita bisa sampai turun ke lembah sungai dan dapat melihat air terjun dari jarak dekat. Tangga-tangga menuju ke air terjun ini sudah tersedia dengan cukup memadai, walaupun di sisi kanan kirinya banyak ditumbuhi semak belukar. Air terjunnya sendiri terletak di lembah yang lebih mendekati gua, dengan suasana hijau daun dan lelumutan. Setelah puas melihat air terjun, selanjutnya wisatawan dapat menikmati makan siang atau sekedar melepas lelah di bale-bale kecil yang disediakan di sepanjang jalan setapak.